Aeronshikii menyesal taunting kepada Alter Ego
Aeronshikii menyesal yauntung bukan hal yang normal. Sang pemain terbiasa melakukan itu dan selalu percaya diri dengan berbagai alasanya.
Aeronshikii adalah salah satu gold laner yang sangat berbakat di indonesia saat ini. Belum sampai setahun namanya muncul, kapasitas dan personalitas sudah membawanya sangat tinggi.
![](https://redinkradiolive.com/wp-content/uploads/2025/01/image-65.png)
Memberikan gelar juara MPL ID kepada Team Liquid ID, pun membawa timnya ke grand final M6 menjadi pencapaian luar biasa bagi pemain yang merasakan musim pertamanya di level turnamen tertinggi.
Kebiasaan Aeronshikii tentang di MPL ID S14 menjadi salah satu ciri khasnya. Mungkin hampir semua tim terkena taunting dia kecuali RRQ di reguler season, sebelum dia mengalahkanya di grand final dan itu pun tanpa taunting sama sekali.
![](https://redinkradiolive.com/wp-content/uploads/2025/01/image-67-1024x581.png)
Sampai sebuah fakta menarik terungkap. Alter Ego, salah satu tim yang kerap ditaunting Aeronshikii, malah menjadi tim yang paling membantuk TLID di tengah M6 lalu.
Aeronshikii menyesal taunting
Aeronshikii menyesal taunting adalah nyata. Hal ini terjadi karena tim yang paling membantu timnya saat scrim di M6 adalah Alter Ego, tim yang sangat sering dia sindir jika TLID memenangi pertandingan.
Ditengah M6, Alter Ego ternyata seaktif itu scrim dengan TLID. Aeronshikii yang mengungkapkanya saat live streaming.
![](https://redinkradiolive.com/wp-content/uploads/2025/01/image-69-1024x576.png)
“Memang kemarin pas M6, AE banyak bantuk kami waktu scrim. Hal yang buat saya respek, ini kan mereka jam 1 scrim, selesainya jam 3. Jam 3 harusnya di pakai untuk istirahat”, kata Aeronshikii menyesal taunting.
“Namun mereka malah scrim sama kami jam 1, jam 2 play, terus jam 5 lanjut lagi sama yang lain. Terus saya langsung mengingat, ini tim yang saya kata-katain. Saya merasa hina banget,” kelas Aeronshikii menyesal taunting AE.
![](https://redinkradiolive.com/wp-content/uploads/2025/01/image-70.png)
Hal ini menggambarkan bahwa stigma terhadap sebuah tim tak bisa dilihat dari satu sisi. Bisa aja ada sisi lain yang mengubah pandangan seperti yang Aeron ungkapkan itu.